Besarnya pengguna Air Conditioner (AC) di Indonesia membuat Mustafa Keanu (Mustafa) dan teman-temannya sangat yakin untuk menjalankan jasa service AC online. Dengan bendera AC Calls, tentu usaha yang dijalankan Mustafa ini sangat menarik untuk ditelusuri. Maka dari itu kemudian kami mewawancarai Mustafa berkaitan dengan usaha AC Calls yang dijalankannya.

Percakapan dengan AC Calls

Dengan wawancara ini pembaca akan mendapat banyak hal dari usaha AC Calls seperti cara mengembangkan usaha, filosofi usaha, tantangan usaha dan juga kiat sukses menjalankan usaha. Jadi informasi dari wawancara ini akan bisa jadi sebuah pedoman bagi siapa pun yang ingin terjun menjadi pengusaha.

Jakarta Guide [JG]: Beritahu saya sedikit tentang diri Anda. Berapa lama Anda telah menjalankan usaha ini dan bagaimana Anda memulainya?

Kita mulai usaha ini dengan beberapa teman-teman kuliah dan teman-teman SMA, melihat ada peluang untuk usaha online jadi kita membikin usaha apa yang cocok di era sekarang. Akhirnya kita dengan teman-teman memutuskan untuk membuat usaha online berbasis aplikasi. Muncul lah ide untuk membuat servis AC online.

Sebelum AC tadinya kita mau buat laundry. Laundry-nya kita pending dulu. Sekarang justru kita lebih focus ke AC online.

JG: Kenapa pilih AC?

Karena AC itu perawatan-nya routine. Hampir setiap orang punya AC, apalagi kota besar.

Di Jakarta saja ada sekitar 20 juta AC. Ada sekitar 10 juta penduduk, ada sekitar 2.5 juta rumah. Dan itu 60% punya AC, minimal satu.

Artinya pasar-pasar AC cukup besar. Servis maintenance routine-nya per 3 bulan. Belum termasuk kantor, apartemen, hotel, lain-lainnya itu semua butuh perawatan.

Sekarang, jumlah teknisi pun tidak memandai. Itu masih diperlukan sekitar 500.000 teknisi di Jabodetabek. Sekarang baru hanya sekitar 20%.

JG: Apakah Anda memiliki / menjalankan usaha yang lain?

Kita sebenarnya holding company, kita ada AC online, ada untuk programming, ada untuk IOT. Kita develop dan produksi sensor sendiri.

Perusahaan lain yaitu bimbel (bimbingan belajar). Di bimbingan belajar sudah lama, sampai sekarang masih dijalankan.

JG: Apakah produk atau jasa utama dari usaha ini?

Produk utama elektronik dan teknologi servis-nya. Teknologi kontrol AC secara online.

JG: Apa yang membedakan Anda dari saingan Anda?

Kita satu-satu aplikasi yang fokus kepada teknologi servis. Mungkin kalau teman-teman lain mereka adalah fokus ke mencarikan teknisi. Atau bisa dibilang broker. Mereka kan sekedar menghubungkan antara konsumen dengan penyedia jasa.

Tapi kami bukan. Kami adalah sebuah aplikasi yang basic-nya adalah Internet of Things (IOT).Membuat teknologi servis untuk mengontrol AC, kerusakan AC secara online. Itu fokus kami dan yang membedakan kami dari mereka.

JG: Bagaimana Anda menjalankan usaha Anda supaya lebih maju?

Tentu untuk jalankan usaha ini lebih maju, kita lebih fokus kepada apa yang dibutuhkan pasar. Yang pasar minta, itu yang kita penuhi.

JG: Contohnya?

Masalah-masalah yang terjadi di lapangan atau pasar minta, atau yang perusahaan AC yang tidak lakukan adalah mereka mengkoordinasi teknisi kemudian mereka juga tidak bisa mengembang teknologi servis yang langsung connect ke teknisi.

Kami harus memperkuat pengembangan teknologi servis. Ini terkoneksi dengan perusahaan. Kami sudah ada pembicaraan dengan perusahaan AC, seperti Daikin. Awalnya kita dengan Panasonic, sekarang kita ada pembicaraan dengan Daikin, untuk mengembangkan teknologi servis, yang berbasis kontrol melalui aplikasi.

Jadi makanya kami untuk mengembangkan usaha ini tentu kami harus fokus ke pengembangan teknologi servis-nya.

JG: Apa filosofi Anda untuk menjalankan usaha yang sukses?

Rata-rata hampir semua usaha yang sukses itu kreatif. Dan mereka kerja keras.

Kreatif artinya mereka banyak mempunyai strategi-strategi yang cemerlang, ide-ide yang bagus. Seperti-nya, kekuatan atau kemampuan untuk melakukan-nya dengan kerja keras.

JG: Apa jenis strategi pemasaran yang Anda pakai?

Kalau pemasaran lebih ke emotional approach. Kita lebih menekankan kepada kedekatan dengan konsumen. Bagaimana memberikan pelayanan yang memuaskan kepada satu konsumen pun. Termasuk melayani apa yang dia inginkan dan keluhan dia.

Kemudian ada emotional approach ke teknisi. Mereka adalah tenaga marketing yang kita tidak sadari. Karena mereka yang berhubungan langsung dengan konsumen.

Jadi lebih kepada pendekatan emotional, pelanggan atau pun teknisi nya, karena yang kita tahu bahwa marketing yang paling efektif adalah dari mulut ke mulut. Itu lebih kepada pendekatan emotional-nya bukan kepada logis-nya ataupun bagus-nya usaha itu.

Kemudian strategi marketing kedua, kami lebih menekankan kepada pendekatan kolaborasi ataupun pendekatan kepada komunitas.

Kami lebih menguatkan internal jaringan dan memuaskan semua pelanggan. Itu yang kami melakukan setahap awal. Tapi berikutnya kami pasti masuk ke marketing yang umum dilakukan.

JG: Berapa jam sehari Anda bekerja di dalam usaha Anda dan bagaimana waktunya digunakan?

Kita kalau kerja hampir 18 jam sehari, dari pagi sampai malam dasarkan deadline yang kita sudah bikin.

Itu terbagi-bagi. Pagi kita lebih operasional, siang lebih kepada relationship, malam lebih kepada mengatur strategi-strategi apa yang kita akan lakukan besok dan menganalisa apa yang sudah dilakukan.

JG: Apa yang Anda sukai tentang usaha Anda?

Yang saya suka itu tantangan untuk mengembangkan teknologi IOT-nya. Sekarang lagi ngetren. Khususnya di teknologi servis yang orang tidak banyak sentuh. Mungkin kita bukan yang pertama untuk mengembangkan IOT, tetapi yang menghubungkan teknologi servis IOT dengan teknisi.

JG: Apa yang paling Anda banggakan di usaha Anda?

Yang cukup membanggakan, kita memproduksi atau kita merancang sebuah ide-ide untuk teknologi servis-nya. Jadi ini memang ide-ide kita diterima oleh pasar.

Walaupun itu sebatas ide tapi banyak perusahaan-perusahaan yang merespon, seperti Bank Mandiri, Pizza Hut, kantor pos, itu kita sudah sounding-sounding mengenai hal ini dan mereka menunggu kapan ini akan diluncurkan.

JG: Apakah aspek yang paling menantang di usaha Anda?

Yang paling menantang teknologi servis adalah mendeteksi kode error-nya. Ada berbagai macam kode-kode error, jadi kalau AC ada kode-kode error yang dikeluarkan, memancarkan kode-kode error ini yang masih jadi tantangan sampai sekarang untuk digabungkan dengan teknologi IoT atau artificial intelligent. Bahkan perusahaan-perusahaan AC belum mengeluarkan hal ini.

Kami masih terus mempelajari untuk menghubungkan antara kode error terpancar dan ke aplikasi menggunakan sistem artificial intelligent.

JG: Merek AC apa yang bisa menggunakan aplikasi ini?

Semua bisa. Yang penting ada chip-nya. Walaupun pengembang teknologi awalnya Daikin, tapi Daikin hanya sebatas pakai remote untuk kontrol error-nya. Tetapi kami mengembangkan ke aplikasi dan IoT. Jadi kerusakan AC bisa kita pantau dari manapun dan kapanpun, langsung di aplikasi dan muncul di teknisi.

Itu yang kami sedang cari. Tahap pertama sudah lalui, sensor nya meliputi sensor suhu, sensor arus, sensor humidity (kelembapan), kemudian sensor suhu ruangan, sensor index heat.

JG: Siapa inspirasi terbesar untuk Anda ketika Anda memulai? Kenapa?

Inspirasi-nya Go-Jek. Ini sesuatu prospek bisnis online yang seperti-nya kita bisa menjadi lompatan. Selama ini kalau bisnis konvensional kan agak lama, lima tahun baru kita bisa menikmati. Kalau di bisnis ini mungkin kita bisa mempercepat, asal ada kapital yang masuk.

JG: Apa buku favoritmu? Mengapa?

Buku favorit saya namanya Cubic Leadership. Buku ini cukup bagus karena dia konsep kepemimpinan yang berdasarkan hukum fisika.

JG: Apakah Anda memiliki mentor atau panutan?

Kita ada beberapa mentor. Mentor saya yang utama itu adalah yang mendidik saya bisnis dari awal, namanya Pak Lubis. Kemudian ada mentor-mentor lain teman-teman kita yang punya start-up juga, contohnya Pak Andreas yang di Bhinneka.

JG: Apa saran yang Anda bisa berikan kepada pengusaha yang ingin memulai usaha?

Kalau teman-teman yang mau usaha, harus punya kemampuan multiple ability / intelligence. Karena orang pengusaha itu punya kemampuan yang tervariasi.Ini yang cukup sulit.

Kemampuan multiple intelligence ini meliputi tidak hanya kecerdasan tapi juga kreativitas yang cukup tinggi untuk memecahkan masalah.

Yang kedua, mereka mempunyai jaringan yang cukup bagus, hubungan-hubungan relationship dengan siapapun yang cukup bagus. Karena itu jaringan merupakan modal.

Yang ketiga, harus punya passive income. Itu pasti harus dimiliki karena setiap bisnis pasti ada resiko yang tidak bisa di duga. Dan mereka harus ada cadangan keuangan. Seandai terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

Tiga hal ini yang harus dipunyai.

JG: Fakta apa yang tidak banyak orang mengetahui tentang Anda atau perusahaan Anda dan mereka akan terkejut jika mereka tahu?

Fakta-nya memang kita adalah aplikasi penyedia jasa teknisi. Itu kenyataan-nya. Tapi mereka tidak banyak tau bahwa AC Calls itu pengembang IOT untuk teknologi servis. Dan kita belum sampaikan ke publik. Kita baru ngomong di komunitas-komunitas start-up.

Mereka tahu-nya AC Calls itu adalah aplikasi penyedia teknisi. Tapi sebenarnya kita adalah pengembang teknologi-teknologi IOT untuk servis. Dan kita sengaja belum luncurkan untuk jadi kejutan di awal tahun ini.

Kesimpulan

Demikianlah wawancara kami dengan Mustafa, owner AC Calls. Dari wawancara di atas kita memang akan mendapati bahwa AC Calls ini dijalankan oleh Mustafa dengan sangat serius. Hal ini terlihat pada fokusnya pada pengembangan teknologi servis berbasis IoT (Internet of Things). Tidak hanya itu Mustafa juga sangat menjaga kepuasan para konsumennya dengan selalu mengedepankan pendekatan emosional. Dari sini maka kualitas pelayanan AC Calls tak perlu diragukan lagi.

AC Calls (PT ACCALLS WAHANA INDONESIA)
(021)-2291-0331
www.accalls.co.id